Aku sering memulai hariku dengan tersenyum
dan berkata bahwa hari ini indah,kadang yang terjadi seindah apa yang aku
ucapkan.. tapi juga sering tak sejalan dengan kenyataan..
Sebenernya
setiap kali aku memulai hari dengan tersenyum, aku sadar aku sedang di
berkatii.. tapi seringkali rasa itu lebih banyak berwujud rasa syukur, Karena
setiap kali aku bertemu pagi.. itu berarti sehari lagi aku berhasil bertahan..
Aku tidak tahu apakah ini terjadi kepada
kebanyakan orang ato hanya aku yang begitu menyulitkan diri dengan berfikir tentang
banyak hal seperti sekarang..
(
kamu tau, ketika aku hendak melanjutkan tulisan ini.. mengeluarkan unek-unek
yang ku miliki, muncul bergantianlah wajah orang-orang yang teramat sangat
berartii dalam idupku .. ayahku,ibuku , dan adik laki-lakiku , dan seketika
juga …. You know ;’( )
Mungkin begitulah seharusnya, setiap kali kita
merasa tidak nyaman,, tertekan , tidak bisa survive dan lain sebagainya.. sisi
lain diri kita ( logika ) ingin yang bersangkutan mengerti, tapi sisi lainnya
lagi (perasaan ) berusaha memaknai setiap hal yang terjadi,kemudian terus
mendorong untuk bersabar dan semua unek-unek yang ingin di sampaikan memudar
begitu sajaa…
Selalu
seperti itu,,…..
Entah
apa sebenarnya esensi dari hidup..
Kita
di lahirkan, tumbuh dan besar dilingkungan,keluarga,suasana,aturan,budaya
bahkan agama ,yang seperti sudah di gariskan dan kita hanya tinggal menjalaniii…
Kita
bertumbuh dan menjadi pribadi cerminan darimana kita berasal , dididik dan di
besarkan..,mengikuti alur yang sudah di tuliskan,sampai tiba masanya,kita menjadi dewasa,
memikirkan banyak hal.. mempunyai banyak masalah, kemudian berusaha menyelesaikannya
sambil terus survive..
Satu
masalah terselesaikan dan kemudian datang masalah-masalah baru..
Ada
kalanya kita akan tertawa lepas tanpa beban dan di sekelilingi orang-orang yang
kita sayang dan menyayangi kita.. ,, yang bersamaan dengan itu kita lupa, bahwa
suatu saat mereka akan pergii.. cepat atau lambat kebahagiaan akan berganti
dengan kesedihan dan tawa akan menjadi tangis..
“
Hidup ini seperti roda, kadang kamu diatas kadang kamu di bawah.. “
Sepertinya
pemikiran seperti ini sudah terpatri di benak setiap orang, jadi mereka memilih
pasrah saja atas apapun yang terjadi..
Saat
berbahagia mereka berharap waktu terhenti, dan saat berkesusahan mereka hanya bisa
berharap waktu segera berlalu dan roda kehidupan sesegera mungkin membawa
mereka di posisi teratas.. ( kebahagiaan )
Aku
sendiri bahkan sering bertingkah seperti itu,…
Bukannya aku tak bersyukur dengan hidup yang aku
punya sekarang.. aku teramat sangat bersyukur, menurutku kebahagiaan ku lebih
dari siapapun.. keluarga yang utuh dan hidup cukup, lingkungan yang
mendukung dan pergaulan yang luas, talenta dan potensi , pengalaman dan peluang,serta
segala hal yang membuat idupku seperti sekarang, sujud syukur tak terhingga..
Tapi
seringkali aku lelah.. aku lelah mengikuti segala macam aturan yang ada, yang
secara kasat mata maupun tidak..
Lelah
ketika aku harus melakukan A, melakukan B , melakukan C dan melakukan apapun
yang menurut mereka baik dan bener tetapi belum tentu baik dan bener juga
menurutku..
Aku
bencii harus bertahan hidup dengan menjadi orang lain, aku benci menyadari
diriku hanya diam tak mampu berbuat apa-apa untuk memperjuangkan apa yang
menurutku benar dan baik, hanya karena ukuran bener dan baik adalah seperti
yang kebanyakan orang lakukan atau sebuah tradisi dan budaya yang turun
temurun..
Aku
benci tak dapat memilih apapun yang aku mau, karena hidupku seperti sudah
tergariskan dan aku harus bersyukur kemudian menjalaninya dengan berbahagia
atau entah terpaksa berbahagia..
Aku sangat mengapresiasi mereka yang dengan
manisnya menjalani apa yang bukan merupakan kesenangan mereka , bertahan
menyelesaikan dengan baik,( atau mungkin berpura-pura terlihat baik ) ntahlah, apapun
itu, sayangnya aku bukan termasuk dari mereka..
Sekali lagi aku bersyukur atas latar belakang
kehidupanku, keluarga, pendidikan , lingkungan atau apapun itu yang membentukku
menjadi seperti sekarang, dan tulisan ini sama sekali bukan bentuk rasa tidak
bersyukurku..
Bukan
juga bentuk kecewa terhadap keluargaku dan lingkungan yang membesarkanku..
hanya saja ini tentang realita,tentang dunia secara keseluruhan yang membentuk
aturan berdasarkan apa yang baik menurut banyak orang, yang mereka sendiri mungkin tak mengerti esensi dari baik itu sebenarnya seperti apa.. ( jika dihadapkan dengan kenyataan dunia yang modern seperti sekarang, yang itu artinya kehidupan sudah sangat jauh berbeda.. )
Yang
ukurannya hanya dinilai dari apa yang disebut mayoritas , serta
tradisi yang mendarah daging…
Pola fikir mereka tak juga berinovasii.. entah
apa yang salah dengan semua itu,karena ada begitu banyak alasan untuk itu dan akan selalu
ada benturan, atau mungkin banyak yang berfikir sepertiku tapi tak punya nyali
untuk mengungkapkan dan berakhir pasrah berbentuk seonggok daging tak berguna..
untuk kalian.. terimakasih telah mengisi porsi dan menjalankan bagian kalian
masing-masing di setiap episode kehidupanku,,
Terimakasih
telah membantuku bertumbuh dan semoga bisa memberikan
manfaat ..
sunsayang..
cicitt <3