Pada sebuah kota yang ramai, seorang kecil duduk di depan sebuah etalase toko. Anak itu memakai pakaian yang sudah sobek di beberapa bagian, warna pakaian itu juga sudah sangat pudar. Dia duduk di depan toko itu dengan sebuah topi di depannya, disertai sebuah papan tulis di samping topi tersebut, tulisannya "Aku buta, tolong aku!"
Anak itu memang seorang pengemis, dan dia tidak berbohong pada orang-orang yang berbelas kasihan padanya, dia memang sudah buta sejak lahir dan dibuang kedua orang tuanya begitu saja. Tanpa saudara dan tidak ada perhatian dari pemerintah, akhirnya si anak kecil terpaksa menjadi seorang pengemis.
Satu persatu orang yang berbelas kasian memasukkan koin di dalam topi si anak kecil, tetapi hingga siang, hanya sedikit koin yang ada di dalam topinya. Kemudian lewat seorang pria yang memberi beberapa koin, sekaligus menuliskan sesuatu di balik papan tulis dengan kalimat yang lain. Tak disangka, dalam waktu sekejap, banyak orang yang memberikan koin di dalam topi milik anak kecil itu.
Kemudian pada keesokan hari, saat orang yang menulis pada papan itu lewat, si anak kecil yang buta menahan langkahnya. Anak itu memang buta, tetapi dia ingat suara langkah setiap orang. "Apakah Anda yang mengganti tulisan pada papan tulis ku? Aku diberi tahu pengamen saat malam hari, dia bilang tulisan di papan tulis ku berubah. Aku pikir, itulah yang membuat banyak orang memberiku koin. Apa yang kau tulis?"
Orang tersebut tersenyum, "Iya, aku yang telah mengganti tulisan di papan tulis mu. Tetapi aku tidak benar-benar mengubah arti tulisan itu, hanya sedikit merubah sudut pandang tulisan mu, nak," Si anak kecil tampak tidak mengerti. "Kau menulis 'Aku buta, tolong!' dan aku menggantinya dengan 'Hari ini sangat indah, hanya saja aku tidak bisa melihatnya."
Sahabat, dua tulisan itu memang memiliki arti yang sama, bahwa anak kecil tersebut buta. Pada tulisan pertama, tulisan itu menekankan kalau anak kecil itu buta dan minta belas kasihan, sedangkan pada tulisan kedua, si anak kecil menyampaikan bahwa dirinya buta, dan betapa beruntung mereka yang bisa melihat, sehingga rasa syukur itu membuat banyak orang memberikan koin bukan sebagai belas kasihan, tetapi sebagai rasa syukur karena mereka bisa melihat.
Anak itu memang seorang pengemis, dan dia tidak berbohong pada orang-orang yang berbelas kasihan padanya, dia memang sudah buta sejak lahir dan dibuang kedua orang tuanya begitu saja. Tanpa saudara dan tidak ada perhatian dari pemerintah, akhirnya si anak kecil terpaksa menjadi seorang pengemis.
Satu persatu orang yang berbelas kasian memasukkan koin di dalam topi si anak kecil, tetapi hingga siang, hanya sedikit koin yang ada di dalam topinya. Kemudian lewat seorang pria yang memberi beberapa koin, sekaligus menuliskan sesuatu di balik papan tulis dengan kalimat yang lain. Tak disangka, dalam waktu sekejap, banyak orang yang memberikan koin di dalam topi milik anak kecil itu.
Kemudian pada keesokan hari, saat orang yang menulis pada papan itu lewat, si anak kecil yang buta menahan langkahnya. Anak itu memang buta, tetapi dia ingat suara langkah setiap orang. "Apakah Anda yang mengganti tulisan pada papan tulis ku? Aku diberi tahu pengamen saat malam hari, dia bilang tulisan di papan tulis ku berubah. Aku pikir, itulah yang membuat banyak orang memberiku koin. Apa yang kau tulis?"
Orang tersebut tersenyum, "Iya, aku yang telah mengganti tulisan di papan tulis mu. Tetapi aku tidak benar-benar mengubah arti tulisan itu, hanya sedikit merubah sudut pandang tulisan mu, nak," Si anak kecil tampak tidak mengerti. "Kau menulis 'Aku buta, tolong!' dan aku menggantinya dengan 'Hari ini sangat indah, hanya saja aku tidak bisa melihatnya."
Sahabat, dua tulisan itu memang memiliki arti yang sama, bahwa anak kecil tersebut buta. Pada tulisan pertama, tulisan itu menekankan kalau anak kecil itu buta dan minta belas kasihan, sedangkan pada tulisan kedua, si anak kecil menyampaikan bahwa dirinya buta, dan betapa beruntung mereka yang bisa melihat, sehingga rasa syukur itu membuat banyak orang memberikan koin bukan sebagai belas kasihan, tetapi sebagai rasa syukur karena mereka bisa melihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar