Apakah Anda percaya akan keberuntungan dan takdir? Menurut Anda, posisi yang Anda dapat di perusahaan saat ini karena Anda beruntung dan sudah menjadi takdir Anda atau memang karena Anda bersusah payah mendapatkannya? Kekasih berwajah tampan dan cerdas yang sangat menyayangi Anda, sebuah takdir atau penghargaan atas diri Anda?
Segala sesuatu yang telah Anda raih selama ini, mulai dari prestasi Anda di sekolah, predikat cumlaude, pemenang kontes kecantikan, atau jabatan membuat Anda bahagia. Namun ada juga orang lain, yah dia memang cantik, tapi saat ini tidak ada yang dia miliki selain paras cantik yang tidak mengubah nasibnya. Bahkan di usia yang matang dia masih harus bergantung pada kerja keras orang tua untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Tak ada yang bisa ia lakukan, tak ada prestasi, tak ada jabatan. Dan semua itu membuatnya merasa tertekan. Ia mulai menyalahkan takdir.
Benarkah takdir yang harus disalahkan? Menjadi suatu kontroversi tersendiri jika kita berbicara tentang takdir. Jadi mari kita bicara tentang usaha maksimal Anda ketika melakukan sesuatu. Tepatnya memaksimalkan kapasitas diri dan kinerja Anda. Sukses tidaknya hal-hal yang kita lakukan bukan karena takdir. Tapi lebih kepada maksimal atau tidak usaha yang kita lakukan.
Mungkin Anda masih ingat saat Anda masih duduk di bangku sekolah. Ketika ada ujian, jika Anda belajar maksimal dan sungguh-sungguh tentunya Anda akan mendapatkan nilai yang bagus. Yah begitulah kira-kira apa yang terjadi di dalam hidup Anda. Jadi nilai bagus atau tidak bukan takdir yang menentukan, tetapi diri Anda. Sejauh mana usaha Anda untuk menggapai sesuatu itu dimaksimalkan.
Jika Anda menginginkan sesuatu Anda memang harus berusaha keras untuk mendapatkannya. Tak ada impian yang terwujud jika Anda hanya berdiam diri dan hanya memohon pada Tuhan.
Takdir bukan terdiri dari keberuntungan dan kesempatan baik. Terlebih lagi takdir adalah soal pilihan. Menentukan pilihan dan berusaha keras menjalaninya. Takdir bukan sesuatu yang membuat kita pasrah menunggu tanpa berbuat apa-apa. Namun Takdir terbentuk melalui usaha kita untuk membuat hasil akhirnya menjadi manis.
Segala sesuatu yang telah Anda raih selama ini, mulai dari prestasi Anda di sekolah, predikat cumlaude, pemenang kontes kecantikan, atau jabatan membuat Anda bahagia. Namun ada juga orang lain, yah dia memang cantik, tapi saat ini tidak ada yang dia miliki selain paras cantik yang tidak mengubah nasibnya. Bahkan di usia yang matang dia masih harus bergantung pada kerja keras orang tua untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Tak ada yang bisa ia lakukan, tak ada prestasi, tak ada jabatan. Dan semua itu membuatnya merasa tertekan. Ia mulai menyalahkan takdir.
Benarkah takdir yang harus disalahkan? Menjadi suatu kontroversi tersendiri jika kita berbicara tentang takdir. Jadi mari kita bicara tentang usaha maksimal Anda ketika melakukan sesuatu. Tepatnya memaksimalkan kapasitas diri dan kinerja Anda. Sukses tidaknya hal-hal yang kita lakukan bukan karena takdir. Tapi lebih kepada maksimal atau tidak usaha yang kita lakukan.
Mungkin Anda masih ingat saat Anda masih duduk di bangku sekolah. Ketika ada ujian, jika Anda belajar maksimal dan sungguh-sungguh tentunya Anda akan mendapatkan nilai yang bagus. Yah begitulah kira-kira apa yang terjadi di dalam hidup Anda. Jadi nilai bagus atau tidak bukan takdir yang menentukan, tetapi diri Anda. Sejauh mana usaha Anda untuk menggapai sesuatu itu dimaksimalkan.
Jika Anda menginginkan sesuatu Anda memang harus berusaha keras untuk mendapatkannya. Tak ada impian yang terwujud jika Anda hanya berdiam diri dan hanya memohon pada Tuhan.
Takdir bukan terdiri dari keberuntungan dan kesempatan baik. Terlebih lagi takdir adalah soal pilihan. Menentukan pilihan dan berusaha keras menjalaninya. Takdir bukan sesuatu yang membuat kita pasrah menunggu tanpa berbuat apa-apa. Namun Takdir terbentuk melalui usaha kita untuk membuat hasil akhirnya menjadi manis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar